Akhirnya Sabang
Hi Everyone
3 bulan setelah postingan terakhir. HAHAHA. Akhirnya mbak Fia nulis lagi, yeaaayyy
So kali ini aku mau nyeritain pengalaman aku bulan Juni lalu (yes, pastinya selalu late post) ke Sabang. Kenapa judul postingan kali ini "Akhirnya Sabang"? karna ke Sabang adalah planning bertahun-tahun tiap pulang kampung tapi baru kejadian tahun 2018. HAHAHA.
Bagi yang belum tau, kampung aku itu di Aceh, tepatnya di Lhokseumawe. Untuk ke Sabang, perlu melakukan perjalanan ke Banda Aceh terlebih dahulu selama 6 jam, disambung nyebrang naik Fery lambat selama 2 jam, atau Fery cepat selama 1 jam.
Awalnya mau ke Sabang itu sama Pupud, sahabat aku dari SMA. Tapi karna baru aja ada kejadian kapal tenggelam di Danau Toba, Pupud nggak diijinin mamanya untuk pergi-pergi naik kapal :(. Akhirnya aku ke Sabang sama Phoenna, sahabat aku waktu SMP.
Hari Pertama
Pergilah kami senin malam 25 Juni 2018, tiba di Banda Aceh sekitar jam 5 pagi tanggal 26 Juni dan langsung menuju pelabuhan Ulee Lheue. Kami memilih menggunakan kapal cepat dengan jadwal pertama jam setengah 10 pagi.
Muka excited mau ke Sabang
Suasana dalam kapal
Kami pergi dalam keadaan mendung syahdu. Berharap sampai sabang cerah ceria
Pelebuhan Balohan Sabang
Sampai di Sabang sekitar jam 11 siang kami langsung ketemuan dulu dengan pihak rental motor. Yup, selama di Sabang aku dan Phoenna memutuskan untuk sewa motor aja. Setelah motor di dapat, langsung cuss ke penginapan. Aku menginap di Freddies Santai Sumur Tiga, Phoenna memilih di Tuna Resort. Kenapa pisah-pisah? karna kamar di Freddies sisa satu aja, dan aku ngotot dari awal mau nginap di situ. Jadi Phoenna pilih penginapan yang lain, tapi masih dekatan
Nyari Freddies ini agak susah. Karna jalan masuknya cuma lorong kecil dan muat satu motor aja. Begitu sampai, ini pemandangan pertamanya
Room tour. Nanti aku kasih foto detailnya di bawah ya
Setelah check in di penginapan masing-masing, kami makan siang dulu di luar dan balik lagi ke Freddies untuk menikmati sisa hari dengan leyeh-leyeh di pantai
Pantai Sumur Tiga, persis di depan Freddies. Ssssttt.. kawasan ini boleh berbikini
Hari Kedua
Di hari ke dua ini kami akan pergi ke beberapa destinasi; Kilometer 0, Pantai Iboih, Gua Sarang, dan Pantai Pasir Putih.
Kami berangkat sekitar jam 8 pagi menuju tujuan pertama titik kilometer 0 yang terkenal itu. Saran, sebaiknya kalau ke sini pagi, lebih baik sarapan terlebih dahulu karna penjual di sana banyak yang belum siap kalau pagi
Kami berangkat sekitar jam 8 pagi menuju tujuan pertama titik kilometer 0 yang terkenal itu. Saran, sebaiknya kalau ke sini pagi, lebih baik sarapan terlebih dahulu karna penjual di sana banyak yang belum siap kalau pagi
Saran, telusurilah jembatan kuning ini sampai habis karna akan mengarah ke laut. Dengan pemandangan yang super bagus, apalagi waktu sunset. Kemarin ga ditelusuri sampai habis karna ga tau dan banyak monyet
Nggak berlama-lama di sini, kami langsung menuju destinasi kedua yaitu Iboih, dengan tujuan utama mau snorkeling. Kita perlu sewa kapal untuk menuju lokasi snorkeling yakni di pulau Rubiah. Bagi yang nggak bawa alat snorkeling dan kamera underwater, bisa sewa aja di sini. Yang butuh jasa pemandu juga tersedia. Semua tarifnya flat ya, jadi semua harga sama antar satu penyedia dengan yang lain, dan nggak bisa nawar
Pantai Iboih, di sini juga banyak penginapan dengan pemandangan langsung pantai
Setelah puas snorkeling, kami menuju destinasi ketiga yaitu Gua Sarang. Well, semua orang yang kami jumpai menyarankan untuk datang ke Gua Sarang, yang katanya menjadi mini duplicatenya Raja Ampat. Atas dasar rasa penasaran itu, cuss deh segera mumpung matahari masih cerah
Begitu sampai lokasi, ini dia pemandangannya. Nah mana guanya? well, kami harus turun ke bawah dulu
Pemandangan sebelum turun ke Gua Sarang
Pas sampe bawah dan ngos-ngosan. Udah kesel karna belum ketemu Gua
Masih harus jalan dong ternyata, dan jauhhh
Di depan Gua Sarang. Guanya mana? dibelakang aku. Lupa difoto sangking capenya. Guanya ga bisa dimasukin. Cuma ada celah kecil untuk ngintip. Pas aku ngintip banyak kelelawar
Disebut sebagai Raja Ampat Mini.
Nyampe sini, asli pengen mandi lagi. Keringetan banget
Yang mau ke sini hati-hati ya.. Harus tracking dibatu-batu. Hati-hati sama ombak gede. Nggak disarankan berenang di sini kecuali jago
Pemandangan di sekitaran gua asli bagusss banget, tapi harus siang bolong biar ainya kelihatan biru dan perlu pengorbanan untuk turun ke bawah dan tracking di batu-batu. Turunnya sih nggak masalah ya, naiknya lagi ya ampunn.. rasa-rasanya aku nggak mau lagi deh, Asli capek banget :(
Sampai di atas kita langsung nyari minuman dingin karna capek jadi haus banget.
Mengejar hari yang cerah, setelah dari Gua Sarang aku dan Phoenna langsung menuju destinasi terakhir, Pantai Pasir Putih.
Sampai di atas kita langsung nyari minuman dingin karna capek jadi haus banget.
Mengejar hari yang cerah, setelah dari Gua Sarang aku dan Phoenna langsung menuju destinasi terakhir, Pantai Pasir Putih.
My kind of beach; pasir putih, crystal blue water, langit biru.
Tipe pantai yang area pasirnya luas. I really love Pasir Putih
Hari itu menjadi hari yang melelahkan tapi ku senang. Pulang dari Pasir Putih, kami singgah sebentar untuk makan sambil menunggu sunset yang nggak jadi, lalu istirahat di penginapan masing-masing
Hari Ketiga
Ini waktunya kami pulang. Well, kami nggak ke mana-mana hari ini karna memang mau pulang dan mengejar kapal. So, sebelumnya aku udah bilang mau share mengenai tempat aku menginap, dan inilah dia, Freddies Santai Sumur Tiga
Pertama sampai, beginilah pemandangannya
Bagian restoran
Bagian dapur
Bagian restoran di sisi luar
Menuju kamar-kamar
My room. Bobo di sini sendirian harusnya sama si Pupud
Pemandangan dari balkon kamar
Tampilan Freddies dari pantai kurang lebih begini geng
Menginap di sini sangat-sangat recommended, it worth every single penny. Yang menginap di sini kebanyakan bule, jadi tempatnya bersih dan udah pasti nyaman banget. Walaupun nggak ada kamar yang ber-AC, tapi tenang aja disediakan kipas angin kok dan kalau malam malah nggak perlu kipas sama sekali. Selain itu, makanan dari restorannya enak-enak, super recommended untuk Pizzanya. Yang paling menyenangkan dari menginap di sini udah pasti depan kamar langsung pemandangan pantai, tinggal turun dan selamat bersenang-senang.
Semoga bisa kembali ke Sabang di mudik tahun depan. I wish could make family photo here :)
7 komentar
wih, seru seru nih pengalamannya Mbak Fia!

REPLYbaca artikelmu aku jadi rindu mau ke Sabang lg mbak hihi
ahiya, ternyata orang Lhokseumawe ya?
aku belum pernah ke sana tp denger dari teman2 kalo di sana itu cantik ya mbak pemandangannya?
semoga aku bisa berkunjung ke sana di lain kesempatan *amin
Ayo mbak ke Lhokseumawe dan tempat2 lainnya di Aceh.
REPLYMasih banyak yang bisa dieksplore selain Sabang dan Banda Aceh hehehe..
Semoga mbak Liana bisa segera main lagi ya ke Aceh
Tahun kemarin ada kerjaan di Aceh. Yaa hampir seluruh kota di Aceh didatangi, termasuk lhokseumawe. Tapi ga sempet buat ke sabang. Sepertinya perlu balik lagi ke sabang.
REPLYPerlu menikmati suasana pantai di sabang
Waahh wajib balik ke Aceh lagi mas untuk ke Sabang.
REPLYSemoga bisa segera menginjakkan kaki di Sabang ya mas
Wah, kak. Senangnya udah berhasil ke Sabang. Kamu sama temen SMP kamu udah kayak suami isteri xD
REPLYPuji Tuhan cuaca hari kedua cerah, ya.
Ngerti banget kenapa kamu keukeuh pengen nginep di Freddies. Kamarnya nyaman, view menghadap ke laut dari balkon dan sudut-sudut hotel lainnya, terus restorannya oke banget buat nunggu sunset!
Hahahaha.. suami istri? temenku aku kasih tau ngakak nih hahaah XD
REPLYIya Freddies recommended banget, nggak nyesel nginep di sini hehe
Usually, I never comment on blogs but your article is so convincing that I never stop myself to say something about it. You’re doing a great job Man. Best article I have ever read
REPLYKeep it up!